HEMOPOIESIS

Posted on 5/05/2010 07:58:00 PM


Unsur darah yang berbentuk umurnya pendek dan terus menerus dirusak. Jumlah unsur yang berbentuk di dalam darah dipertahankan pada suatu jumlah yang tetap dengan pembentukan sel-sel baru. Proses pembentukan darah disebut Hemopoiesis (atau hematopoiesis), dan ini terjadi di dalam jaringan hemopoietik. Unsur darah yang berbentuk dapat dibagi dalam dua golongan menurut tempat berkembang dan berdiferensiasi pada orang dewasa. Limfosit dan monosit terutama berkembang di dalam jaringan limfoid dan disebut unsur-unsur limfoid. Eritrosit dan granulosit dalam keadaan normal dihasilkan di dalam sumsum tulang (jaringan mieloid) dan disebut sebagai unsur-unsur mieloid. Namun pemisahan tersebut tidak mutlak. Sekarang terdapat bukti nyata, terutama dengan teknik radioautografi dan penanda kromosom, bahwa monosit dan beberapa limfosit timbul dari sel-sel prekursor pemula di dalam sumsu tulang. Lagi pula, pemisahan tidak terlihat pada janin, sewaktu pembentukan sel darah pada berbagai tempat pada bermacam-macam umur (diferensiasi) dan nampak secara berurutan dalam kantung kuning telur, mesenkim, dan pembuluh darah, hati, limfe, dan limfonodus. Pada orang dewasa, dalam keadaan patologis tertentu, unsur mieloid dapat dibentuk lagi dalam limfa, hati, dan limfonodus, keadaan tersebut dikenal sebagai hemopoiesis ektra-medular. Macam-macam teori yang menyatakan pembentukan darah :
1. Teori Unitaris atau Teori Monofiletik
Menyatakan bahwa semua sel darah, sel darah merah, sel darah putih, berasal dari sel induk, yaitu hemositoblas.
2. Teori Dualistik atau Teori Difiletik
Menyatakan bahwa monosit dan limfosit berasal dari satu sel induk (disebut limfoblas). Dan leukosit granular dan eritrosit berasal dari mieloblas.
3. Teori Polifiletik
Menyatakan bahwa ada sel induk primitif untuk setiap jenis sel darah.
Terdapat salah pengertian pada waktu-waktu yang lalu mengenai teori-teori tersebut, yang kebanyakan disebabkan pemakaian terminologi berbeda-beda dari penganjur teori yang berbeda-beda.
PERKEMBANGAN UNSUR-UNSUR MIELOID
Dalam keadaan normal jaringan mieloid terdapat di dalam rongga-rongga sumsum tulang yaitu disebut sumsum tulang. Sumsum tulang adalah organ terbesar dalam tubuh, terdiri atas kira-kira 4,5% dari jumlah seluruh berat tubuh. Pada orang dewasa ada dua macam sumsum tulang yaitu sumsum tulang merah dan sumsum tulang kuning. Sumsum tulang merah merupakan jaringan hemopoitik yang aktif, sedangkan di dalam sumsum tulang kuning kebanyakan jaringan hemopoitik diganti oleh lemak. Pada orang dewasa, sumsum tulang merah terutama terdapat di dalam tulang dada, iga, ruas tulang belakang, tempurung kepala, dan epifisis proksimal dari beberapa tulang panjang.
Jaringan mieloid terdiri atas suatu kerangka atau stroma, pembuluh darah, dan sel-sel bebas terletak di dalam jala-jala stroma.
Stroma
Kerangkanya adalah jaring-jaring longgar terdiri atas serat retikulin (argirofil) yang erat hubungannya dengan sel retikular primitif dan fagositik. Sel-sel lemak tersebar satu-satu di dalam stroma, tidak seperti pada sumsum tulang kuning yang sel-sel lemaknya begitu banyaknya sehingga seakan-akan tak ada lagi tempat untuk unsur yang lain.
Pembuluh-pembuluh darah
Gambaran khusus pendarahan jaringan mieloid adalah adanya sinusoid yang berkelok-kelok lebar dan yang dapat dibedakan dari kapiler oleh diameternya yang besar dan hubungannya yang erat dengan sel-sel retikular adventisia yang fagositik secara minimal. Dinding sinusoid mempunyai lubang-lubang lebar dan lamina basal yang mengelilinginya tidak sempurna. Lubang-lubang dalam dinding tersebut, memungkinkan sel darah yang baru dibentuk dengan mudah masuk ke dalam sirkulasi. Arteriol-arteriol berhubungan langsung dengan sinusoid-sinusoid, dan dari sinusoid-sinusoid sendiri darah dialirkan oleh vena-vena yang berdinding tipis, yang meninggalkan sumsum tulang lewat banyak tempat.
Sel-sel Bebas
Sel-sel yang terletak bebas di dalam jala stroma mewakili semua tahap pendewasaan sel-sel darah merah dan sel-sel darah putih. Eritrosit dewasa, ketiga jenis leukosit granular, dan leukosit agranular (limfosit, monosit, dan beberapa sel plasma) terdapat di antara unsur-unsur yang belum dewasa (imatur).

Sel Induk (stem cell) : Hemositoblas
Hemositoblas adalah suatu sel amuboid yang bersifat limfoid. Sel ini relatif besar dengan diameter sekitar 10-14µm. Intinya relatif tak berdiferensiasi dan mengandung satu atau dua anak inti. Pada sediaan hapus intinya memperlihatkan timbunan bahan kromatin yang padat. Pada sajian sumsum tulang inti tampak vesikular, dengan beberapa kondensasi heterokromatin di bagian tepi pifer, dan anak intinya jelas. Granula-granula azurofil kadang-kadang terlihat di dalam sitoplasma basofil yang sedikit itu.
Hemositoblas timbul terutama dengan pembelahan mitosis dari jenisnya sendiri. Sel itu terdapat dalam jumlah kecil di dalam sumsum, dan dianggap sangat lambat dalam perubahannya. Sel-sel tersebut menghasilkan semua unsur mieloid dan disamping itu menurut teori unitaris dari hemopoiesis menghasilkan pula unsur-unsur limfoid.
Eritrosit
Walaupun eritrosit mewakili bagian terbesar unsur darah yang berbentuk, eritrosit yang sedang berkembang dan eritrosit dewasa hanya merupakan bagian kecil sel-sel darah yang ada di dalam jaringan mieloid. Dua alasan utama untuk itu adalah bahwa perkembangan pendewasaan eritrosit mengambil waktu hanya sekitar 3 hari, sedangkan leukosit granular untuk perkembangannya memerlukan 14 hari atau lebih, dan umurnya singkat. Harus diingat bahwa proses utama yang berhubungan dengan diferensiasi eritrosit adalah pengurangan dalam ukuran, kondensasi kromatin inti dan mungkin hilangnya inti dan organel selular, serta memperoleh hemoglobin.
Untuk tujuan uraian perkembangan eritrosit dibagi dalam sejumlah tahapan, tetapi harus ditekankan bahwa proses tersebut merupakan suatu proses yang berkelanjutan. Tahapan perkembangan eritrosit, dalam derajat diferensiasi dari hemositoblas, yaitu proeritroblas, eritroblas basofil, eritroblas polikromatofil, normoblas (Eritroblas ortokromatik), retikulosit, dan eritrosit. Terminologi yang dipakai di sini mempunyai keuntungan bahwa kebanyakan tahapan adalah deskriptif.
Proeritroblas (Rubriblas)
Ini adalah sel yang paling awal dikenal dari seri eritrosit dan dianggap sebagai hasil diferensiasi hemositoblas atau sel induk pluripoten, dengan cara terlibatnya sel progenitor eritroid. Proeritroblas adalah sel yang terbesar, dengan diameter sekitar 15-20µm. Inti mempunyai pola kromatin yang seragam, yang lebih nyata daripada pola kromatin hemositoblas, serta satu atau dua anak inti yang mencolok. Jumlah sitoplasma lebih banyak daripada hemositoblas, dan bersifat basofil sedang. Sejumlah kecil hemoglobin dapat dikenal dalam sitoplasma dengan teknik-teknik khusus, tetapi tertutup oleh adanya sitoplasma yang basofil pada sediaan yang terwarna. Setelah mengalami sejumlah pembelahan mitosis, proeritroblas menjadi eritroblass basofil.

Eritroblas Basofil (Prorubrisit)
Eritroblas basofil agak lebih kecil daripada proeritroblas, dan diameternya rata-rata 10µm. Intinya mempunyai heterokromatin padat dalam jala-jala kasar, dan anak inti biasanya tidak jelas. Sitoplasma yang jarang nampak basofil sekali, menunjukkan peningkatan lebih lanjut dari jumlah ribosom bebas dan polirobosom. Hemoglobin terus dibentuk, tetapi tertutup oleh basofil.
Eritroblas polokromatofil (Rubrisit)
Eritroblas basofil membelah berkali-kali secara mitotris, dan menghasilkan sel-sel yang memerlukan hemoglobin yang cukup untuk dapat diperlihatkan di dalam sediaan yang diwarnai. Setelah pewarnaan Leishman atau Giemsa, sitoplasma warnanya berbeda-beda, dari biru ungusampai lila atau abu-abu karena adanya hemoglobin terwarna merah muda yang berbeda-beda di dalam sitoplasma yang basofil dari eritroblas. Jadi mereka adalah polikromatofil. Inti eritroblas polikromatofil mempunyai jala kromatin lebih padat daripada eritroblas basofil, dan selnya lebih kecil.
Normoblas (Metarubrisit)
Eritroblas polikromatofil membelah beberapa kali secara mitosis. Sifat basofil sitoplasma berkurang dan jumlah hemoglobin bertambah sampai mencapai suatu jumlah sehingga sitoplasmanya terpulas kurang lebih semerah seasidofil seperti eritrosit dewasa. Sel-sel yang menunjukkan derajat asidofil yang demikian disebut Normoblas. Normoblas lebih kecil daripada eritroblas polikromatofil dan mengandung inti yang lebih kecil yang terwarnai basofil padat. Intinya secara bertahap menjadi piknotik. Tidak ada lagi aktivitas mitosis. Akhirnya inti dikeluarkan dari sel bersama-sama dengan pinggiran tipis sitoplasma. Inti yang sudah dikeluarkan dimakan oleh makrofag-makrofag yang ada di dalam stroma sumsum tulang.
Retikulosit
Retikulosit atau eritrosit dianggap bahwa kebanyakan retikulosit kehilangan susunan retikularnya sebelum meninggalkan sumsum tulang, karena jumlah retikulosit dalam darah perifer normal kurang dari satu persen dari jumlah eritrosit.
Tahapan-tahapan yang baru diuraikan dalam proses eritropoiesis sebagian besar merupakan manifestasi morfologi sintesis hemoglobin. Konsentrasi RNA dalam kelompok ribosom (poliribosom) yang mensintesis hemoglobin, menyebabkan sitoplasma bersifat basofil, yang paling nyata pada eritroblas basofil. Adanya RNA dapat dihubungkan dengan aktivitas sintesis nukleotida dan hemoglobin.
Perkembangan normal eritrosit tergantung pada banyak macam-macam faktor, termasuk adanya substansi asal (terutama globin, hem, dan besi). Faktor-faktor lain, seperti asam askorbat, vitamin B12, dan faktor intrinsik (normal ada dalam getah lambung), yang berfungsi sebagai koenzim pada proses sintesis, juga penting untuk pendewasaan normal eritrosit.
Stimulasi paling potent untuk perkembangan eritrosit adalah jaringan yang mengalami hipoksia (kekurangan oksigen) yang menginduksi pembentukan faktor humoral, eritropoietin, yang ada di dalam plasma ke tulang rawan, dan ia merangsang pembentukan eritrosit yang banyak. Eritropoietin dihasilkan terutama dalam ginjal dan nampak bertindak dengan merangsang sel progenitor eritroid yang terlibat untuk berdiferensiasi menjadi proeritroblas dan eritroblas. Nilai-nilai pembelahan sel juga meningkat, sama dengan nilai-nilai penglepasan retikulosit dari sumsum tulang. Jadi sintesis dan penglepasan eritropoietin adalah langsung berhubungan dengan tersedianya oksigen dalam jaringan, dan dengan jumlah eritrosit yang beredar dengan kandungan oksigen.
Granulosit
Tahapan perkembangan granulosit, sesuai dengan urutan diferensiasi hemositoblas, yaitu mieloblas, promielosit, mielosit, metamielosit, dan leukosit granular. Mielosit-mielosit ketiga jenis (neutrofil, eosinofil, dan basofil) mengandung granula spesifik yang khas dan diferensiasi lebih lanjut berhubungan dengan pengurangan besarnya yang progresif, dan makin gelap dan bertambahnya segmen inti, dan pengumpulan granula spesifik lebih lanjut.
Mieloblas
Mieloblas adalah sel yang paling muda yang dapat dikenali dari seri granulosit, dan diperkirakan berasal dari hemositoblas dengan perantaraan sel sejenis menengah. Besarnya berbeda-beda dengan melalui bentuk peralihan diameter berkisar antara 10-15µm. Intinya yang bulat dan besar memperlihatkan kromatin halus serta satu atau dua anak inti. Mikrograf elektron menunjukkan bahwa sitoplasma, yang sedikit dan agak lebih basofil daripada hemositoblas, mengandung banyak mitokondria dan ribosom bebas, tetapi sedikit unsur retikulum endoplasma granular.
Promielosit
Sel ini agak lebih besar dari mieloblas. Intinya bulat atau lonjong, dengan heterokromatin perifer padat, serta anak inti yang tak jelas. Pada umumnya sitoplasma basofil, tetapi dapat memperlihatkan daerah yang asidofil setempat. Ciri-ciri sel tersebut adalah adanya granula azurofil padat yang tersebar. Granula primer, atau granula non spesifik ini dianggap merupakan suatu jenis khusus lisosom primer.
Mielosit
Promielosit berpoliferasi dan berdiferensiasi menjadi mielosit. Pada proses diferensiasi, perubahan yang penting adalah timbulnya granula spesifik, dengan ukuran, bentuk, dan sifat terhadap pewarnaan yang memungkinkan seseorang mengenalnya sebagai neutrofil, eosinofil, atau basofil. Karena granula azurofil primer hanya dihasilkan dalam tahap promielosit, jumlah dalam masing-masing selnya berkurang dengan pembelahan setiap mielosit. Mielosit-mielosit juga memperlihatkan pengurangan ukuran, diameter berkisar 10µm dan berkurangnya sifat basofil sitoplasma. Di sini kandungan heterikromatin inti meningkat dan pada mielosit akhir, inti mengadakan cekungan dan mulai berbentuk seperti tapal kuda.
Metamielosit
Setelah mielosit membelah berulang-ulang, sel menjadi lebih kecil kemudian berhenti membelah. Sel-sel hasil akhir pembelahan adalah metamielosit. Metamielosit adalah bentuk muda leukosit granular, yang mengandung granula khas. Inti pada mulanya berbentuk tapal kuda, kemudian lambat laun terbentuk cekungan. Pada akhir tahap ini, metamielosit dikenal sebagai sel batang. Karena sel-sel bertambah tua, inti berubah, membentuk lobus khusus dan jumlah lobi bervariasi dari 3 sampai 5. Metamielosit basofil berbeda dengan dua jenis metamielosit yang lain dalam hal intinya tidak berdiferensiasi ke dalam lobus yang jelas. Jadi sukar membedakan metamielosit basofil dengan leukosit basofil yang dewasa. Sel dewasa (granulosit bersegmen) masuk sinusoid-sinusoid dan mencapai peredaran darah.
Pada masing-masing tahap mielosit yang tersebut di atas jumlah neutrofil jauh lebih banyak daripada eosinofil dan basofil. Prekursor leukosit granular, jumlahnya jauh lebih besar dari progenitor eritrosit. Jumlah leukosit muda yang lebih besar dari “leluhur” eritrosit adalah berlawanan dengan jumlahnya di dalam darah. Perbedaan dalam hubungannya dengan jumlah untuk sebagian dapat dijelaskan oleh kenyataan bahwa eritrosit dapat hidup lebih lama dalam peredaran darah daripada leukosit.
Kehilangan leukosit dari peredaran darah menyebabkan peningkatan kecepatan penglepasan sel tersebut dari sumsum tulang, dan kehilangan lebih besar menginduksi kenaikan kecepatan diferensiasi sel induk seri granulosit. Ini memberi kesan bahwa produksi granulosit diatur oleh suatu mekanisme humoral yang masih belum jelas.
Pembentukan Megakariosit dan Keping-keping darah
Megakariosit adalah sel raksasa (diameter 30-100µm atau lebih), yang dianggap berasal dari hemositoblas. Sel ini merupakan cirikhas untuk sumsum tulang mamalia dewasa, dan dapat dijumpai juga dalam jaringan hemopoetik (hati,limfe) selama perkembangan embrio. Inti berlobi secara kompleks, dan masing-masing lobus mungkin berhimpitan atau dihubungkan dengan benang-benang halus dari bahan kromatin. Sitoplasma mengandung banyak granula azurofil dan memperlihatkan sifat basofil setempat. Batas sel sering tidak nyata, karena tonjolan-tonjolan sitoplasma semacam mirip meluas melewati dinding sinusoid.
Megakariosit dikatakan berasal dari hemositoblas melalui tahap peralihan yaitu megakarioblas. Megakarioblas dapat dibedakan dari hemositoblas oleh sifat-sifat intinya, yaitu inti besar, dan sering kali berlekuk, dan heterokromatin perifernya padat. Sitoplasma homogen dan basofil. Megakarioblas berdiferensiasi menjadi megakariosit melalui cara pembelahan inti yang aneh yaitu intinya mengalami banyak kali pembelahan mitosis tanpa pembelahan sitoplasma. Jumlah mitosis tidak diketahui. Setelah mereka terbentuk, megakariosit membentuk tonjolan-tonjolan sitoplasma yang akan dilepas sebagai keping-keping darah. Pengamatan dengan mikroskop elektron memperlihatkan perkembangan yang luas dari membran-membran permukaan licin di dalam sitoplasma, jadi memisahkannya menjadi bagian-bagian ruangan kecil dan menggambarkan jumlah keping-keping darah yang akan datang. Granula sitoplasma azurofil membentuk kromomer keping darah itu. Sesudah pembentukan saluran-saluran pembatas oleh membran-membran, bagian-bagian ruangan tersebut dengan mudah berpisah untuk menjadi keping-keping darah bebas. Megakariosit umurnya pendek, dan tahap-tahap degenerasi biasanya dapat dilihat. Setelah sitoplasma perifer lepas sebagai keping-keping darah, megakariosit mengeriput dan intinya hancur.
Perkembangan Unsur-unsur Limfoid
Perkembangan limfosit dan monosit terjadi di dalam jaringan limfoid. Selain itu sampai derajat tertentu, dapat terjadi juga dalam jaringan mieloid. Tetapi proses perkembangan sel-sel tersebut tidak dapat diikuti semudah pada unsur-unsur mieloid. Bukti-bukti morfologis tentang diferensiasi tidak jelas. Adanya sifat-sifat definitif seperti lenyapnya inti atau inti berlobi, granulasi sitoplasma, dan hilangnya sifat basofil sitoplasma, tidak terjadi pada limfosit dan monosit. Sel-sel tersebut tetap memiliki sifat basofil sitoplasma dan umumnya bentuk primitif inti dari sel induk.
Stroma jaringan limfoid, seperti halnya stroma jaringan mieloid, mengandung kerangka serat-serat retikular yang erat hubungannya dengan sel retikular primitif dan makrofag terikat. Sinus-sinus yang terdapat di dalam jaringan limfoid dibatasi oleh sel-sel littoral, dari sistem makrofag. Jala-jala stroma mengandung sel-sel bebas, megakariosit dan beberapa sel lemak.
Limfosit
Sel-sel prekursor limfoit adalah limfoblas, yang merupakan sel berukuran relatif besar, berbentuk bulat. Intinya besar dan mengandung kromatin yang relatif dengan anak inti mencolok. Sitoplasmanya homogen dan basofil. Limfosit-limfosit muda ini menyerupai hemositoblas sumsum tulang dan menurut teori perkembangan unitaris, adalah sel yang sama tetapi pada tempat yang berbeda. (Berlawanan dengan teori dualistik yang menyatakan bahwa limfoblas agak berbeda dari hemositoblas, dan hanya dapat berkembang menjadi unsur limfoid). Ketika limfoblas mengalami diferensiasi, kromatin intinya menjadi lebih tebal dan padat dan ganula azurofil terlihat dalam sitoplasma. Ukuran selnya berkurang dan diberi nama prolimfosit oleh beberapa penulis. Sel-sel tersebut langsung menjadi limfosit yang beredar.
Pada mamalia pascanatal, kebanyakan limfosit berasal dari proliferasi limfosit yang ada dalam jaringan limfoid, terutama di dalam limfonodus dan limpa. Hanya bila produksi demikian tidak dapat mencukupi kebutuhan limfosit, maka agaknya terjadi diferensiasi nyata dari sel induk yang akan memasuki peredaran dari sumsum tulang.
Perkembangan limfosit kecil, terutama di dalam limfonodus dan limpa, umumnya menggambarkan reaksi tehadap penyusupan oleh protein asing. Suatu reaksi lebih lanjut terhadap rangsangan yang demikian itu adalah pembentukan sel plasma, yang melakukan sintesis antibodi. Sel-sel ini mungkin berasal langsung dari hemositoblas (limfoblas) atau dari limfosit yang berkompeten imunologi. Pada proses tersebut terakhir, limfosit-limfosit kecil (Sel B) melalui tahap-tahap peralihan (intermediate) yang tak dapat dibedakan dari limfosit besar dan limfosit sedang.
Monosit
Monosit berkembang dari sel induk (“stem cell”) di dalam sumsum tulang. Tidaklah mungkin membedakan sel induk tersebut, yaitu monoblas, dari mieloblas. Monoblas berkembang menjadi promonosit yang diameternya sekitar 15µm. Inti lonjong atau berlekuk dengan pola kromatin halus serta dua atau lebih anak inti. Sitoplasma basofil dan mengandung granula azurofil halus denan jumlah yang bervariasi dapat berubah. Sel ini berkembang menjadi monosit, yang terdapat baik dalam sumsum tulang maupun dalam darah. Ia agak lebih kecil dari promonosit (10-12µm), dengan anak inti yang tidak jelas. Sitoplasma mengandung banyak sekali granula azurofil halus, yang memberikan reaksi peroksidase positif, tidak seperti granula azurofil pada limfosit yang memperlihatkan reaksi peroksidase negatif, monosit meninggalkan darah lalu masuk ke jaringan; disitu jangka hidupnya sebagai makrofag mungkin 70 hari.

Posted in | 6 komentar

Tech Membangun manusia tercepat

Posted on 4/28/2010 09:12:00 PM


[ Selasa, 27 April 2010 ]
Membangun Manusia Tercepat
Ulasan Ilmiah Dasar Olahraga Lari

ADA satu komponen paling penting di hampir seluruh cabang olahraga. Jawabannya adalah lari. Jenis olahraga itu mungkin paling mudah dipelajari. Namun, ada beberapa langkah dan teknik yang dipakai untuk menciptakan manusia-manusia cepat, seperti Usain Bolt (Jamaika) atau Maurice Greene (Amerika Serikat).

Ada satu hal yang bisa dipelajari oleh pelari pemula untuk meningkatkan kecepatan dan ketahanan atau endurance. Namun, latihan tersebut tidak dianjurkan untuk orang yang memiliki penyakit kronis. Jadi, terlebih dahulu harus dipastikan bahwa kondisi tubuh sehat. Itu merupakan modal awal yang sangat penting.

Terdapat parameter pengukur untuk seorang pelari pemula. Yaitu, mampu enjoy berlari sepanjang 2 mil atau sekitar 3.200 meter tanpa berhenti. Latihan itu ditempuh dalam waktu delapan minggu dengan menu global yang terdiri atas jalan, lari dengan santai, dan istirahat. Rangkaian kegiatan tersebut diawali stretching atau peregangan otot-otot kaki dan tangan.

Lari dapat dinilai dengan 10 skala. Skala 1 adalah lari sangat santai. Indikatornya, ketika berlari, pelari masih bisa bernyanyi. Yang paling berat adalah skala 10. Dalam skala itu, sang pelari tidak bisa diajak bicara ataupun mengajak bicara yang lain.

Kuantitas istirahat tiap minggu dalam sesi latihan adalah dua hari. Yaitu, Senin dan Jumat. Pada minggu kedua, menu harian ditingkatkan menjadi joging. Perlu diingat, sekadar joging tanpa penekanan kecepatan dan sangat santai.

Hal tersebut berlangsung hingga minggu ke-6 dengan porsi relaksasi yang berbeda. Bisa jalan lima menit atau joging satu menit. Pada Selasa minggu ketujuh, latihan meningkat dengan batasan ukuran. Yaitu, joging dengan jarak 2 mil yang dilanjutkan relaksasi.

Hal itu berlanjut hingga menjelang akhir pekan minggu kedelapan. Di sana yang tadinya hanya joging ditingkatkan dengan lari 1-2 mil sebagai penutupan. Dengan menu tersebut, setidaknya pemula mampu menghabiskan delapan putaran lapangan bola atau sekitar 2 mil nonstop.

Dengan menu di atas, dapat dilihat bahwa pada dasarnya latihan tersebut melatih endurance paru-paru. Dengan demikian, VO2 max (konsumsi maksimal oksigen) dapat meningkat step-by-step. Meningkatkan kecepatan bisa dilakukan dengan menambah kapasitas oksigen yang mampu ditampung paru-paru.

Cara lain untuk menambah kapasitas oksigen adalah menambah kekuatan otot-otot dengan menu fitness yang sudah banyak di pasaran. Saat berlari, hindari gesekan dengan tanah dalam waktu yang lama. Seorang sprinter jarang menjejakkan kaki secara penuh ke tanah. Biasanya, mereka hanya menjejakkan telapak kaki bagian depan. (che/bs/c6/kkn)

---

Makanan Pendukung

Acai: Ini adalah semacam blueberry, namun lebih kecil. Buah ini bisa ditemukan di hutan hujan basah Brazil. Secara ukuran mungkin kecil, tapi memiliki kandungan nutrisi yang luar biasa. Berdasar studi terakhir, acai merupakan salah satu jajaran makanan yang mampu memberikan power maksimal pada tubuh manusia.

Quinoa: Termasuk makanan yang langka, habitatnya di daerah Amerika Selatan. Makanan ini memiliki kandungan protein yang tinggi dan tingkat keseimbangan asam amino yang baik.

Makanan berhijau daun: Para ibu pasti sudah sering mengingatkan anaknya untuk senantiasa makan sayuran agar sehat. Hal itu sangat benar. Sebab, kandungan vitamin, mineral, fiber, dan antioksidan yang tinggi pada tumbuhan itu mampu meningkatkan pasokan oksigen. Adapun oksigen sangat menunjang ketahanan dalam berlari.

Pisang: Buah yang dapat memperlancar pencernaan ini mampu meningkatkan power pelari. Sebab, kandungan karbohidrat serta potasium yang tinggi pada pisang bisa memberikan kekuatan tambahan. Terlebih untuk potasium mampu mencegah kelelahan pada otot. (che/bs/c7/kkn)

---

Manusia-Manusia Cepat di Dunia

Christiano Ronaldo

Pemain sepak bola yang tenar dengan sebutan CR9 itu tercatat berlari dengan kecepatan 33,6 km/jam selama karirnya pada 2008-2009. Sebelumnya, Ronaldo juga telah dinobatkan sebagai pemain terbaik dunia pada 2008. Kecepatan yang diraihnya juga berkat berguru kepada The Fastest Man, Usain Bolt.

Maurice Greene

Greene tergolong pelari yang legendaris sebelum era Usain Bolt. Zaman kejayaannya terjadi pada 1999. Kala itu dia berhasil memecahkan rekor di Sevilla, Spanyol, dalam ajang kejuaraan dunia. Dia berjaya di nomor yang sama dengan Bolt, yaitu 100 meter. Catatan waktu finis Greene menunjukkan waktu 9,79 detik.

Usain Bolt

Sprinter asal Jamaika ini telah meraih tiga medali emas di ajang olahraga paling bergengsi di dunia, yaitu Olimpiade. Tak hanya itu, berbagai pemecahan rekor juga dia lakukan, salah satunya di nomor bergengsi 100 meter. Hal tersebut terjadi dalam kejuaraan dunia atletik di Berlin Jerman pada 16 Agustus 2009 dengan catatan waktu 9,58 detik.

Florence Griffith-Joyner (Flo-Jo)

Flo-Jo menjadi pelari yang sangat populer pada era 80-an. Dia sangat terkenal di kelas track and field berdasar prestasi dan gayanya ketika di lapangan. Dia memegang rekor lari di kelas 100 meter dan 200 meter. Flo-Jo memenangkan lima medali (tiga emas dan dua perak) dalam Olimpiade.

Posted in | 0 komentar

Deteksi

Posted on 4/28/2010 09:11:00 PM

[ Selasa, 27 April 2010 ]
Tanda Selalu Optimistis
IKLAN suplemen selalu menampilkan orang yang on fire. Dalam keadaan apa pun bintang iklannya selalu bersemangat menaklukkan tantangan. Bahkan, dia mampu melakukan hal ekstrem. Menggendong orang superberat, naik motor di atas kereta api. Wow!

Hmm, itu sih di iklan. Emang kadang nggak wajar. Tapi, kalau dalam keadaan nyata, wajar nggak ya ada orang yang selalu on fire kayak gitu?

Menurut 76,6 persen responDet, wajar-wajar aja tuh. Sebab, menurut mereka, on fire itu mencerminkan optimisme seseorang (45 persen).

Coba deh kita tanya Ajeng, siswi SMP Muhamadiyah 1 yang punya teman on fire. Menurut dia, selama on fire itu nggak dipaksakan, wajar-wajar aja.

"Kan ada anak yang semangat, tapi dia tuh maksa biar dibilang selalu ceria. Kalau yang kayak gitu sih, menurutku, nggak wajar. Tapi, kalau setiap hari dia bawaannya ceria, itu yang namanya wajar," ujar cewek bernama lengkap Ayu Pinaringan Wilujeng itu.

Salah satu contohnya, Ira, teman Ajeng. Ira punya semangat tinggi di kala semangat teman-teman yang lain sudah runtuh. Waktu ada perlombaan membuat hasta karya di sekolah lain, teman-temannya nggak ikutan, kecuali Ira.

"Anak-anak yang lain tuh pesimistis duluan, takut kalah dan malas ribetnya. Tapi, Ira optimistis banget. Semua persyaratan lomba dia lengkapi hingga akhirnya karyanya menang tiga besar," tutur Ajeng. (fry/c13/hil)

Evergreen

Posted on 4/28/2010 09:03:00 PM


[ Rabu, 28 April 2010 ]
Liem Ju Tie Masih Aktif Berdagang
LIEM memang berusia 82 tahun. Namun, semangat bekerja wanita kelahiran Tiongkok itu tetap membara. Hingga kini, buyut lima cicit tersebut masih aktif menjalankan usaha dagangnya. Bahkan, nenek 13 cucu itu tidak berkeinginan untuk "pensiun". "Berdagang itu menyenangkan," katanya.

Bagi dia, berdagang tidak hanya bertujuan mendapatkan keuntungan. Lebih dari itu, aktivitas tersebut membantu orang. Yakni, menyediakan barang-barang yang mereka butuhkan. Terutama, bagi para tetangga. Sebab, mereka tidak perlu pergi ke tempat yang jauh hanya untuk mencari barang tertentu. Apalagi, barang di tempat Liem sangat banyak dan beraneka. "Ada gula, minyak, beras, hingga kue. Pokoknya, semua barang kebutuhan sehari-hari," ujarnya.

Liem mengatakan, meski menyenangkan, ada rintangan dalam berjualan. Dia tidak serta-merta sukses seperti sekarang. Bahkan, dulu ketika baru memulai usaha pada 1949, dia mencari barang dagangan ke mana-mana. Proses kulakan itu dilakukan bersama suaminya. "Sekarang barang datang sendiri. Para agen ke toko untuk mengirim barang-barang yang kami pesan," ungkapnya.

Tentu kini pekerjaan ibu empat anak tersebut lebih ringan. Dia tidak perlu lagi keliling hanya untuk kulakan. Bahkan, sekarang dia juga tidak kerepotan menjual barang sendirian. Sebab, ada pegawai yang membantunya. "Tapi, saya tetap ada di toko setiap hari," tegasnya.

Setiap hari Liem memulai aktivitas pada pukul 04.00. Dia mengawali pagi dengan senam, mengerjakan pekerjaan rumah, hingga menyajikan makanan. Baru pada pukul 08.00, dia membuka toko untuk melayani para pelanggan. "Pukul 13.00 istirahat di rumah," ujarnya. "Nanti sekitar pukul 17.00 kembali lagi ke toko sampai pukul 20.00," sambungnya.

Dia pantang mengeluh kelelahan, meski terkadang harus angkat-angkat barang dagangan. Tenaganya masih cukup kuat untuk ukuran orang seusia dia. Bahkan, Liem juga masih mempunyai ingatan yang tajam. "Setiap hari otak bekerja," tuturnya.

Salah satunya, menghafalkan harga barang dagangan yang dia jual. Sebab, setiap hari barang yang dibeli orang tidak sama. Bisa juga terjadi perubahan harga tiba-tiba. "Tidak pikun, sampai sekarang masih ingat," katanya. Bahkan, memori saat pertama dia datang ke Indonesia pun masih terekam di otaknya. Kala itu, menurut Liem, dia masih berusia delapan tahun.

Tidak hanya ingatan kuat plus tenaga ekstra yang diperoleh Liem. Melalui aktivitas berdagang, dia punya banyak kenalan. Karena itu, dia ingin terus melanjutkan usahanya. Apalagi, Liem ingin hidup mandiri. Dia tidak mau merepotkan siapa pun. Dia lebih senang mencukupi kebutuhan pribadi daripada menggantungkan diri pada orang lain. "Ingin bisa membeli kebutuhan dan sesuatu dengan memakai uang sendiri," katanya. (may/c7/nda)

Tentang Liem Beauty

Usia: 82 tahun

Anak: 4 orang

Cucu: 13 orang

Cicit: 5 orang

Berdagang Cegah Pikun

Mulai berdagang pada 1949.

Hingga sekarang, Liem masih berdagang karena ingin tetap ada kegiatan dan tidak merepotkan orang.

Pada awal berdagang, dia masih sering mencari barang untuk dijual lagi. Sekarang barang-barang diantarkan para agen ke toko.

Berdagang mencegah pikun. Sebab, setiap hari dia harus menghafal harga barang dagangan.

Untuk menunjang aktivitas, setiap hari Liem berolahraga.

Kolesterol, Lemak, dan Trigliserida

Posted on 4/28/2010 08:51:00 PM

Pengertian Dasar

Di dalam darah hanya ada 3 jenis lemak dasar, yaitu kolesterol, trigliserida dan fosfolipid. Oleh karena sifat lemak yang tidak dapat larut dalam air (sedangkan darah kita terdiri dari air sebagai komponen utama), maka 3 bentuk lemak tersebut harus bercampur dengan zat pelarut untuk dapat beredar dalam darah. Zat tersebut adalah suatu jenis protein yang disebut Apoprotein (disngkat Apo). Senyawa lemak (gabungan dari 3 jenis lemak diatas) yang bergabung dengan Apo membentuk lipoprotein (LP). Jadi LP adalah kolesterol + trigliserida + fosfolipid + Apo.

Lipoprotein (LP) berbeda dalam ukuran, densitas, komposisi lemak dan komposisi Apo. Perbedaan tersebut membuat terdapat beberapa jenis LP yaitu HDL, LDL, IDL, VLDL, kilomikron dan Lp(a). Jadi harus dimengerti bahwa istilah HDL atau LDL dll itu adalah suatu bentuk gabungan kolesterol, trigliserid, fosfolipid dan protein

Apa beda dari masing2 LP tersebut?

Agar tidak terlalu membingungkan, disini saya hanya akan membahas HDL, LDL, VLDL (biarkan dokter anda yang pusing dengan lainnya).

HDL (high density lipoprotein) adalah bentuk LP yang memiliki komponen kolesterol paling sedikit. Dibentuk di usus dan hati, HDL ini akan menyerap kolesterol bebas dari pembuluh darah, atau bagian tubuh lain seperti sel makrofag, kemudian membawanya ke hati, hal inilah yang membuat HDL dijuluki kolesterol baik (walau istilah ini tidak tepat setelah kita mengerti apa itu LP).

VLDL (very low density LP) adalah LP yang dibentuk di hati yang kemudian akan diubah di pembuluh darah menjadi LDL (low density LP). Bentuk LP ini memiliki komponen kolesterol paling banyak dan akan membawa kolesterol tersebut ke jaringan seperti dinding pembuluh darah.

Apa artinya dan apa risikonya?

Bila kadar kolesterol di pembuluh darah tinggi, hal ini akan membuat diameter pembuluh darah menjadi sempit, (analogikan dengan selang air yang dinding dalamnya tertutup oleh lumut, maka aliran air tidak akan lancar). Pada keadaan yang berat dimana terjadi sumbatan total dari pembuluh darah maka akan terjadi kerusakan organ, misalkan bila pembuluh koroner yang tertutup, maka terjadi serangan jantung, atau bila pembuluh darah otak yang tertutup akan terjadi stroke.

HDL akan membawa kolesterol bebas dari pembuluh darah ke hati sehingga diameter pembuluh akan melebar, sedangkan bila kadar VLDL dan LDL tinggi maka akan terjadi hal sebaliknya yang akan memperberat penyempitan pembuluh darah.

Bagaimana dengan trigliserida?

Seperti sudah dijelaskan, bahwa trigliserida (TG) adalah salah satu bentuk dari 3 lemak dasar manusia. Tidak seperti kolesterol yang disimpan dalam jaringan hati atau dinding pembuluh darah, TG akan disimpan dalam sel lemak dibawah kulit (yang menjadikan six pack abs sangat sulit diperoleh). Apa artinya bila kadar TG tinggi?apakah berbahaya?. Kadar TG yang tinggi akan merubah metabolisme VLDL menjadi suatu bentuk large VLDL. Bentuk L-VLDL ini akan menjadi LDL yang sangat mudah teroksidasi dan merusak HDL yang pada akhirnya akan memperberat kandungan kolesterol pembuluh darah.

Tugas SPT

Posted on 4/24/2010 05:09:00 PM

Hadeuuuhhh...
jujur. tugas SPT untuk makalah benar-benar menguras pikiran dan tenaga. kelompok SPT kelas dari kelompokku sampai saat ini dirumitkan. hwaaaaaa.... benar-benar diskusi yang rumit. masing-masing individu sedang ingin berkumpul dengan keluarganya. karena terlalu banyak kegiatan dikampus.

oh tuhan.... ternyata jadwal praktikum IPL hari sabtu. padahal kita pengen pulang hari jumat dan kita benar-benar bingung. hadeuuuuhhh.....

semoga setiap kegiatan kita lancar dan menghasilkan sebuah result yang memuaskan.... amin

Burhansyah